PENDIDIKAN DAN ANTISIPASI DEKADENSI MORALITAS SEBAGAI EKSISTENSI KEILMUAN




  Tidak ada cara lain untuk menguasai suatu peradaban, melainkan hanya dengan pendidikan. Namun, pertanyaan mendasarnya ialah konsep pendidikan seperti apa yang kiranya bersifat relatif yang diukur menurut bagaimana kemampuan dari peserta didik yang jelas adanya perbedaan dalam memahami, mengelola serta menganalisa suatu science tertentu. Lebih-lebih pendidikan mempunyai akar korelasi yang lumayan  erat dalam membentuk Karakteristik setiap individu.

  Madrasah Diniyah (MD) Mambaul ulum salah-satunya. Ya. Madrasah yang didirikan oleh Ustad Arba’i tersebut memang dirintis untuk mengemban misi dalam mengupayakan tujuan pendidikan secara universal.

Dok. Ustad Abdul Aziz selaku Guru Tugasa di Madrasah Mambaul Ulum

 Setelah sempat beramah tamah membicarkan banyak hal, mulai dari sejarah berdirinya Madrasah hingga kondisi saat ini. Ternyata, pada masa awal berdirinya madrasah diniyah yang terletak di dusun Prekeden desa Samaran ini, dahulu cukup menyita simpati masyarakat untuk menitipkan putra-putrinya kepada pihak pengelola Madrasah Mambaul Ulum asuhan Ustad Arba’i bersama sahabat karibnya Ustad Sholeh. Tentunya, dengan harapan putra-putrinya tak hanya sekedar paham akan ilmu agama saja, melainkan  juga bisa menjadi insan mulia berbudi pekerti luhur.


 Harapan ini selaras untuk membantah statement George Bernad Shaw seorang penyair  asal LondonIslam is the best religion and muslim are the worts follower ( islam adalah agama terbaik, tetapi muslim adalah umat teburuk) “ mungkin saja hal ini ada benarnya juga. Melihat bahwa umat muslim mulai mengalami dekadensi dalam berbagai ranah kehidupan. Baik yang bersifat sosial atau sebaliknya.
 Sekilas kami amati,  Madrasah Mambaul Ulum ini terasa special dengan berkaca pada nilai etika para santri yang amat santun dan bersahaja.


  Tepat pukul  14.00, suara dentingan lonceng yang sengaja dipukul oleh salah satu pengurus Madrasah, sebagai tanda masuknya jam pelajaran pertama. Dengan sikap lemah lembut Ustad Arba’I serta Ustad Abdul Aziz yang merupakan Guru Tugasan dari Ponpes Al Mubarok Lan Bulan, menawarkan kepada Kami  berlima sebagai peserta KKN Stamidiya 2019 divisi pendidikan, untuk mengisi kelas-kelas yang kebetulan sedang kekurangan tenaga pengajar. Kesempatan ini merupakan berkah sendiri bagi kami berlima untuk ikut serta dalam bentuk apapun  yang jadi problem tersendiri di lingkungan masyarakat. Antusiasme para santri sedikit terlihat , berkenaan dengan kedatangan kami yang hendak memberi corak baru dalam  memadukan antara science dan agama yang menurut diamat kami terjadi dikotomi ilmu didalamnya.


Tambelangan, 03 Desember 2019
Writer      : Amin Sihab
Editor       : Ahmad hayyan

    

Posting Komentar

2 Komentar